"Rahasia Kasih"

You're it, showed me how beautiful life can be when I had given up hope. You're it, I live how I am. You are to me the closeness and security. You're there, I always daily energy. Thank you from my heart! or here ... I thank you for the wonderful hours ... I thank you for your openness ... I thank you for your confidence ... I thank Gov. .. I just thank you for everything! YOU are something very special in my life! I am glad that I've Register .. I Love You.....

Freitag, 2. März 2007

menghargai

Aku tuh punya temen cewek dari Philipina namanya Zon sejak pertama datang ke jerman ini ya hanya dia orang Asia yang pertama aku kenal, hubunganku sama dia cukup baik walau kadang dia agak aneh tapi aku bisa berteman sama dia sampai sekarang, si Zon ini menikah sama orang Banglades namanya Melon, dulu aku pikir namanya lucu banget seperti buat melon (semangka) tapi emang dari sononya ke..ke..ke..okelah jadi nggak asing kedengarannya kalau dah lama denger dan manggil.
Kami berteman cukup lama hampir 7 tahun karena sebelum married aku emang dua kali ke jerman untuk berlibur dan mengenal keluarga hubby disini, makanya pertama kali datang ke Jerman aku kenal dia yang kebetulan apartementnya nggak begitu jauh dari apartement mertua dan hubby, ya wis kita ngobrol pake bahasa inggris karena aku belum ngerti bahasa Jerman, paling-paling Wie geht es dir? (apa kabar?) atau Ich Liebe dich aja (aku cinta kamu) qiqiqiiqiq….., nah kalau sama suaminya aku dan hubby nggak begitu suka sama karakternya, dia baik cuma kadang suka main belakang aja itu yang sering bikin ribut. Kalau sifatnya hubby tuh tipenya kalau you nggak suka yah tembak langsung bilang terus terang aja tapi jangan main belakang dan cerita ama siapa aja dan ahkirnya sampai ke telinga hubby, terus kalau sama istrinya si Zon itu dia nggak menghargai sama sekali dan malah kadang memaki-maki di depan tamu yang berkunjung ke rumahnya, beberapa kali hubby dan aku mendengar kalau melon mencaci maki Zon karena sesuatu yang nggak benar menurut dia di matanya, saat itu hubby langsung bilang bisa menghargai istri kamu dikit nggak?, hubby bilang gitu karena kita udah berteman lama dan deket seperti saudara aja makanya berani bilang begitu, tapi dasar si melon nggak bakalan bisa berubah dan aku pikir dengan istri aja dia nggak menghargai apalagi dengan orang lain?? lupakan aja mungkin.
Kemaren kita bertiga mampir di tempatnya Zon dan kebetulan suaminya libur 2 minggu tapi ya di rumah aja kalau libur nggak ada niat sama anak dan istri kemana gitu liburan buat nyenengin keluarga forget it aja deh.


Sampai si Zon bilang wah akut uh bener-bener boring Vi…….suamiku libur kok bawaannya tidur melulu nggak ada acara kemana gitu?, aku sih angkat bahu aja males mau ngomong macem-macem takut entar salah ngomong malah jadi berabe, mendingan kalau si Zon cerita tentang masalah dia aku keluar masuk aja di telinga dan berusaha membesarkan hatinya aja supaya dia kuat dan tabah dalam menghadapi semuanya, yah…..paling begitu aja karena aku ogah nyampuri urusan ladang orang. Aku menghargai dan menghormati Zon disamping kita sesama wanita kita berdua juga dari Negara yang nggak beda jauh yaitu Asia yang tinggal di negara orang dan jauh dari keluarga jadi alangkah senang dan bahagianya jikalau kita bisa mengerti dan memahami satu sama lainnya, cuma nggak semua begitu, malah kadang sebaliknya sesama negara sendiri kita udah sok-sokkan dan berlagak gimana karena tinggal di Eropa padahal sama-sama menghirup udara dan makan nasi knapa mesti sok sih?? Dan apa mesti begitu??.
Aku rasa nggaklah knapa mesti berubah? mungkin yang nggak kuat derajatnya aja karena tinggal di Eropa dan merubah segala penampilannya untuk membuktikan bahwa dia tinggal di Eropa sakit kali yah?? Emang megalomen yang bisa berubah setiap saat?, kalau menurut aku itu semua kembali ke dasar karakter dan bagaimana caranya kita aja menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada tanpa harus merubah karakter yang nggak sesuai dengan isi hati dan adat ketimuran kita.
Tapi itu semua kembali ke diri kita masing-masing karena hanya diri kita yang tahu dan yang bisa mengendalikan emosi dan ambisi yang kita punyai.


Sekarang ini aku dan hubby nggak seperti dulu sama si melon sekedar say hello aja kalau ketemu, abisnya udah maleslah kalau kita yang udah banyak nolong dia ini dan itu terus kita malah di tikam dari belakang, kadang kurang apa waktu pindahan rumah hubby dan aku bantuin dia sampai dua hari berturut-turut padahal waktu itu aku hamil besar dan waktu anak keduanya lahir dan dia di rumah sakit, aku di titipin anak pertamanya yang umur 5 tahun selama 3 hari dari pagi yang nganterin sekolah ampe masak buat makannya, buatku sih nggak masalah karena aku udah di anggap seperti adiknya sendiri jadi aku melakukannya juga dengan lapang dada dan iklas tanpa menuntut imbalan apa-apa. Cuma ya itu yang kadang kita terima dari orang yang udah kita bantu bukan rasa terima kasih tapi malah sebaliknya, itu semua bisa kita terima karena kita iklas memberi pertolongan dan berharap aja kalau Tuhan nggak tidur dan slalu melihat apa yang kita lakukan dan perbuat untuk orang lain selama di dunia, baik dan buruknya kita hanya DIA yang tahu dan kelak dia yang akan mengadilinya bukan manusia.