"Rahasia Kasih"

You're it, showed me how beautiful life can be when I had given up hope. You're it, I live how I am. You are to me the closeness and security. You're there, I always daily energy. Thank you from my heart! or here ... I thank you for the wonderful hours ... I thank you for your openness ... I thank you for your confidence ... I thank Gov. .. I just thank you for everything! YOU are something very special in my life! I am glad that I've Register .. I Love You.....

Sonntag, 19. Februar 2006

Hati-hati berkata-kata

Peringatan dua tahun peristiwa 11 September tak cuma menimbulkan tindakan pengamanan siaga satu di berbagai daerah, terutama di bandara, juga menimbulkan kejadian menggelikan dan menjengkelkan. Pasalnya, setiap penerbangan yang menggunakan pesawat komersiil asal AS atau penerbangan menuju AS, pasti akan mengalami pemeriksaan yang sangat ketat. Dan memang, sejak peristiwa 11 September 2001, Transportation Security Administration (TSA) dan keimigrasian AS memperketat penjagaan di berbagai tempat.

Kejadian yang sebenarnya tidak perlu terjadi, tapi cukup menggelikan dialami seorang bapak yang adalah warga negara Indonesia, berusia sekitar 70-an tahun, calon penumpang pesawat Northwest, dari Singapura menuju Detroit AS, beberapa waktu lalu. Karena kesal antre menjalani pemeriksaan penumpang dan barang yang sangat ketat, ia mengomel, “kita diperlakukan seperti Osama Bin Laden saja,” katanya.

Omelan ini didengar petugas di Bandara Changi, Singapura. Akibatnya, dia ditolak masuk ke pesawat meski telah lolos pemeriksaan, interogasi, dan check-in. Meski ia berusaha menjelaskan maksudnya, tapi petugas tetap ngotot tak mempersilahkan dirinya naik ke pesawat.

“Saya ini apalah, usia saya sudah 70 tahun, bisa apa saya,” ujar bapak tersebut mencoba melunakkan petugas tersebut. Tapi petugas itu langsung menjawabnya dengan nada tinggi, “Betul, tetapi ucapan bapak sudah terlanjur keluar. Itu tidak boleh. Bapak tidak boleh berangkat, nanti diurus pulang,” kata petugas tersebut lugas.

Peristiwa ini mengajar kepada kita bahwa pengajaran Firman dalam Amsal 18:21 hidup dan mati dikuasai lidah,” adalah memang benar. Kata-kata dapat memberkati kita dan kata-kata juga dapat mempersulit kehidupan kita. Karena itu dalam segala keadaan, penting sekali kita memperhatikan perkataan kita, baik ditengah-tengah keluarga, pekerjaan, juga di tengah-tengah masyarakat. Bagaimana kita dapat memiliki perkataan yang menjadi berkat:

1. Perkataan kita harus berisi kata-kata yang menguatkan.

2. Perkataan kita harus berdasar pada Firman Tuhan.

3. Perkataan kita harus benar.

4. Perkataan kita harus terbuka dan positif.


Karena itu penting bagi kita untuk memikirkan apa yang kita katakan, jangan sekedar mengatakan apa yang kita pikirkan.

Doa saya agar kita senantiasa menjaga perkataan dalam segala keadaan sehingga hidup kita boleh melihat hari-hari yang baik.

1 Petrus 3:10, “Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu.

0 Kommentare:

Kommentar veröffentlichen

Abonnieren Kommentare zum Post [Atom]

<< Startseite